Monday, December 30, 2013

Dialog Rindu dalam Pasung Gerimis

Terpasung rindu dalam penjara gerimis
senja menggigil
malam prematur menjemput
pandangi pucat langit dalam keremangan lampu jalanan
sendiri eja tiap tetes satu-satu
masihkah kau eja rindu untukku

masihkah kau raba tiap hela nafasku?
ketika kurindu,

kau mendekat

mengapa masih kau tanyakan pada hela nafasmu? 
detik dalam detak mengalun eja sebuah kata walau lirih,
rapal tiap makna di bawah gerimis merindumu

sekarang hujan sedang menggaungkan namamu,
aku makin menggigil dalam rindu

Tariklah selimut hatimu dan dekapkan erat pada titik puncak rasamu, 
malam takkan lagi gigil
saat puisi kita menyatu


Kolaborasi puisi (eksperimen)

Nurhadi - Anna mariyana 

Kau Kabari Aku Pagi Itu

Kembali kau sambangi aku sepagi ini,
bukan sms atau pun telefon kau sapa aku
melainkan kau baca sajak disampingku
kau kabarkan tentang hatimu

pun berlalu
hanya pandangi Indah bola matamu

secuil senyum dan indah menyudut di pipimu
ah cepat sekali
selayak embun menetes
kala pagi menjemput

Pagi Ini Rindu Padamu


Kusibak perlahan mendung pagi ini
ingin kubersihkan langit
agar kau yang di sana bukanlah mendung
agar kulihat indah bola matamu
lebih-lebih senyum bersimpul di sudut pipimu

t'lah berlapis waktu  tebalkan catatan itu
kubingkai bayangmu, agar rindu membatu

Monday, December 23, 2013

Di atas kereta kusapa kamu dengan sajakku.

Sendiri pndangi luar jendela
masih saja gelap menyapa
bergoyang dalam derit besi bergesek
mengirama abadikan malam dalam kekalutan
kantuk tak jua pejamkan mata, mengerang terpenjara rasa
aku masih saja bayangkan pertemuan itu,
ah... Andai saja kau ada disini 
inginku, kau rebah dipundakku,
kan kuajak kau bersama tulis sajak 
yang takkan lekang oleh malam.

 Antara jakarta-Semarang 22 des 2013

Wednesday, December 11, 2013

Dalam Debur Ombak Senggigi

Menjelma gerimis dalam kesunyian sajak-sajakku
berkali pula kulihat catatan tentang setapak lalu
merasuk tiba-tiba selaksa roh dalam tiap kata
menjelma baris dalam bait kesepianku

biarlah angin senggigi memelukku
meninabobokkan rindu tanpa bersambut

catatan menjelma alur selaksa garis kehidupan
kerap membayang pada sepi ruang hampa

betapa dahsyat senyummu
hingga kusut rindu lesap
dalam debur ombak senggigi

Sunday, December 8, 2013

Ada Sebongkah Sajak yang selalu mencari

Menggeliyat perlahan subuh menggendong keremangan
kerlip memandang berkalang kabut
masih saja sepi di persimpangan waktu
pada geliat akhir sang malam

terasing sendiri
memandang diri dalam tamparan angin pagi

mencari sosok dalam bentang luas kehidupan
luruh merayap perlahan
hingga terhenti pada gerak hati
merapal bibir pada sebuah nama
yang tak lagi pedulikan senja

masih pada langit di pagi yang sama
ada sebongkah sajak yang selalu mencari
dimanakah sosok berlesung pipi menghilang