Friday, September 27, 2013

Pada Malam di Bawah Langit Jakarta

Menatap pelangi pada bayang lampu taman
arungi batas kesunyian 
pandangi lengang Monas di antara air memancar
kau hadir ketuk jendela hati


Taman jiwa bernyanyi pada rerimbun rindu
entah kapan kan endingkan cerita pada alur mimpi
diksi-diksi rasa bergandengan ungkap makna
mengharu peluk malam

bersandar pada pundak kehidupan
di bawah langit Jakarta 

Thursday, September 26, 2013

Di Balik Jendela Belleza

Gelap belum benar menyergap
nadi kehidupan melemah iringi pekat 

alur tlah sampai pada titah malam
ketika sekelebat bayang menatapku tajam
di balik Jendela Belleza suits residence
 


pada indah korneamu kucari bayangku
tanpa bisa kuhentikan bahkan mengakhirinya,
mengalir kata menyanjungmu dalam desah rindu

jangan kau sembunyi di lalu lalang deru mesin dan suara klakson
agar debu tak kaburkan tatapan  dan senyum indahmu

aku rebahkan rasa pada remang malam

pada lampu-lampu jalanan dan gedung-gedung itu
mengenang matamu, memandang hasratmu
adalah mimpi terindah dalam sajakku



Jakarta September 2013

Saturday, September 14, 2013

Terperosok Aku pada Kubangan Risau

Air mata langit merintik menderas
menghujam di antara serpihan hasrat jiwa
Kidung senyap terdengar mengalun laksana himpitan rasa
Terkungkung aku di alam mimpi

Terperosok aku pada kubangan risau
Menjerit memanggil keabadian mimpimu
Kelakarku terantuk hasrat pesta jiwamu

Aku hanya bisa tertunduk nikmati kelopak matamu yang kaku
Sesekali aku berbicara dengan nurani
Hingga sentuhan rasa kembali pecahkan lamunan
Kenyataannya aku tetap disini
sendiri tulis sajak tentang kepergianmu