Tuesday, November 3, 2009

Secari Kertas Kala Senja dan Gerimis di Pesisir

Angin awal bulan ini menghembus semilir menuju pesisir rintikpun tlah satu-satu hujami bumi, bangau kecil mulai bermain di kecepak air diantara ilalang. Bangkai kayu purba mulai terekah, debu menyingkir menghiba pada dedaun kering.

Terseok Si Nang melangkah menuju pantai, Emak hanya menatap. Secarik kertas kumal tiba-tiba menghempas wajahnya. Nang terhuyung dan mengambil kertas itu.

Menginginkanmu adalah harapan bagiku
Menyayangimu adalah derma dalam hidupku
Namun kini aku tahu mencintaimu adalah ego terbesarku

Telah dikirimka-nya malaikat untuk menjaga imanmu
Dan telah pula dia sandingkan seseorang terbaik untukku
Yang tak pernah kutemui orang lain mencintaiku seperti dia mencintaiku
Betapa tak berartinya semua yang kita miliki bila dibanding semua yang telah mereka berikan untuk kita

Maka jika aku selalu menghiba agar waktu mempertemukan kita terlebih dahulu
Kini aku hanya berharap waktu tak pernah mengijinkan kita bertemu dulu
Dan jika penyesalan adalah sebuah dosa maka
Biar waktu berlalu dalam mimpi-mimpi semu
Dalam sebuah kenangan yang akan tersimpan rapat dalam bagian hidup kita………

Sungguhpun begitu kau adalah satu bagian terindah yang dia kirimkan utkku
Bersamamu aku mengerti, bahwa mencintai adalah memberi bukan memiliki.....


"Mak, Mak......" teriak Nang tiba-tiba
"ada apalagi to Nang?"
"Mak..., kini Nang sadar Mak...., itulah hidup.... Bulan memang tlah pergi dari pandanganku,...tetapi bulan gak pernah bisa hilang dalam ingatanku Mak...."

"syukurlah kamu tlah sadar.....jadi jangan kau ratapi kepergiannya, kalau memang garis harus tidak mempertemukanmu dalam mahgligai ya cukup dalam hatimu Nang, nah mulai sekarang bangkitlah biarlah bulan sama siapa saja toh itu sudah diatur Nang.."

"Iya Mak...., maafkan Nang Mak bila selama ini Nang terlalu memikirkan Bulan"
"Ya sudah, sana makan dulu...."

Angin kembali sibak kabut senja kala rasa itu luluh dalam kepekatan, secarik kertas senja itu tlah membuka cakrawala cinta yang hakiki.